1.
Varietas Padi Hibrida
Adalah varietas padi yang hasilnya akan maksimal
bila sekali ditanam. Tetapi bila benih keturunannya ditanam kembali maka
hasilnya akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh
pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali.
Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo.(mahal
banget pokoknya). Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi
ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.
Contoh
Padi Hibrida:
Intani
1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA
B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa
9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64,
Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS,
dll.
2.
Varietas Padi Unggul
Adalah varietas yang bisa berkali-kali ditanam
dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih
kembali. Ada petani yang bisa menanam sampai 10 kali lebih dengan hasil
yang hampir sama. Varietas padi unggul biasanya telah di lepas oleh
pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati berbagai
uji coba. Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10
ribu per kilo.
Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam petani
adalah
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll.
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll.
Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi
sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11,
Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan dari pihak BATAN telah mengeluarkan padi
varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk, Pandan Putri
dll.
Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI
13 lah yang banyak banyak ditanam petani. Pemerintah ingin agar INPARI 13
menggeser varietas ciherang yang paling banyak ditanam petani.
Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan
varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih baik seperti : Inpari 14 Pakuan,
Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19,
Inpari 20, inpari 21, dll.
Untuk tahun 2012 : telah dilepas beberapa varietas
padi, antara lain: inpari 22-29.
Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas
pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll. Demikian pula untuk padi gogo (inpago).
Contohnya: Inpago 1-5, dll
IR 64
Mekonga
3.
Varietas Padi Lokal
Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah
lama beradaptasi di daerah tertentu. Sehingga varietas ini mempunyai
karakteristik spesifik lokasi di daerah tsb. Setiap varietas mempunyai
keunggulan dan kelemahan. Demikian juga untuk varietas lokal tsb.
Contoh varietas lokal: varietas kebo, dharma ayu,
pemuda idaman, (Indramayu), Gropak, Ketan tawon, Gundelan ( Malang),
Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda,
hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), Angkong, Bengawan, Engseng, Melati,
Markoti, Longong, Rejung Kuning, Umbul-umbul, Tunjung, Rijal, Sri Kuning,
Untup, Tumpang Karyo, Rangka Madu, Sawah Kelai, Tembaga, Tjina, dll.
Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akibat tidak diperdayakan secara intensif. Dan ke tiga belas varietas padi lokal Banyumas tersebut adalah:
1. Padi Hitam
2. Padi Gandamana
3. Padi Kidangsari
4. Padi Konyal
5. Padi Cere Unggul
6. Padi Cere Kuning
7. Padi Sari Wangi
8. Padi Pandan Wangi
9. Padi Mentik Wangi
10. Padi Mentik
11. Padi Mendali
12. Padi Sri Wulan
13. Padi Wangi Lokal.
Beras dari jenis padi tersebut, sebelum ditemukan jenis padi IR telah menjadi primadona masyarakat Banyumas. Terutama jenis Gandamana atau padi Grendeng. Namun saat ini, varietas tersebut hanya dapat dijumpai pada daerah-daerah tertentu di pelosok Banyumas. Itu pun populasinya sangat sedikit dan terbatas. Jenis padi Hitam, Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning benihnya masih ada di Grumbul Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden.
Varietas Gandamana, Kidangsari, Sari Wangi, Pandan Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan ditemukan di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen. Dan, varietas Mentik Wangi dan Wangi Lokal benihnya didapat dari Fakultas Pertanian Unsoed.
Agar ketiga belas varietas tersebut tidak punah, sekarang varietas itu tengah dikembangkan di Balai Benih Bojongsari. Dua varietas di antaranya, yaitu Mentik Wangi dan Wangi Lokal telah memasuki masa panen, karena usia masa tanamnya sama dengan padi jenis IR.
Dicontohkan, di areal 9 hektare milik balai benih, sejak 29 Desember 2002 telah ditanam secara serentak varietas IR dan lokal. Ternyata, ketika varietas IR memasuki panen akhir Maret ini, untuk varietas lokal baru memasuki masa berbuah selisih 1 sampai 2 bulan.Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akibat tidak diperdayakan secara intensif.
1. Padi Hitam
2. Padi Gandamana
3. Padi Kidangsari
4. Padi Konyal
5. Padi Cere Unggul
6. Padi Cere Kuning
7. Padi Sari Wangi
8. Padi Pandan Wangi
9. Padi Mentik Wangi
10. Padi Mentik
11. Padi Mendali
12. Padi Sri Wulan
13. Padi Wangi Lokal.
Beras dari jenis padi tersebut, sebelum ditemukan jenis padi IR telah menjadi primadona masyarakat Banyumas. Terutama jenis Gandamana atau padi Grendeng. Namun saat ini, varietas tersebut hanya dapat dijumpai pada daerah-daerah tertentu di pelosok Banyumas. Itu pun populasinya sangat sedikit dan terbatas. Jenis padi Hitam, Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning benihnya masih ada di Grumbul Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden.
Varietas Gandamana, Kidangsari, Sari Wangi, Pandan Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan ditemukan di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen. Dan, varietas Mentik Wangi dan Wangi Lokal benihnya didapat dari Fakultas Pertanian Unsoed.
Agar ketiga belas varietas tersebut tidak punah, sekarang varietas itu tengah dikembangkan di Balai Benih Bojongsari. Dua varietas di antaranya, yaitu Mentik Wangi dan Wangi Lokal telah memasuki masa panen, karena usia masa tanamnya sama dengan padi jenis IR.
Dicontohkan, di areal 9 hektare milik balai benih, sejak 29 Desember 2002 telah ditanam secara serentak varietas IR dan lokal. Ternyata, ketika varietas IR memasuki panen akhir Maret ini, untuk varietas lokal baru memasuki masa berbuah selisih 1 sampai 2 bulan.Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akibat tidak diperdayakan secara intensif.
Posting Komentar