Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post

MUGIBAT, CALON VARIETAS PADI UNGGULAN BATAN

Written By Unknown on Kamis, 20 Agustus 2015 | 14.31

 Selain Bestari, padi unggul yang dikembangkan sejak 2008, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) juga akan meluncurkan varietas padi unggulan lainnya yang dinamakan Mugibat (Mutan Unggul Galur Iradiasi Batan).

Pemulia padi dari Batan Prof Dr Mugiono yang menemukan sejumlah varietas padi unggul seperti Diah Suci, Bestari, dan Sidenuk, mengatakan Mugibat diharapkan akan dilepas Menteri Pertanian sebagai varietas padi baru pada tahun 2012 mendatang.

Menurut Mugiono Varietas padi Mugibat itu, merupakan perbaikan dari padi varietas Cimelati yang dihasilkan Balai Penelitian Padi Sukamandi dan dilepas Kementan pada 2003.

"Sekarang sudah selesai uji multilokasi di 16 lokasi, tinggal menunggu SK Mentan," katanya usai panen raya perdana padi varietas Bestari seluas 50 hektare di Kelurahan Klemunan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jatim, Rabu.

Keunggulan varietas Mugibat adalah produktivitasnya tinggi dengan potensi 6,5 ton per ha, tahan hama wereng, hawar daun dan penyakit "Blast", serta rasa yang pulen seperti halnya Bestari. Selain Mugibat, Batan sudah menghasilkan varietas padi unggul lainnya seperti padi Sidenuk, Diah Suci dan Bestari.

Dijelaskannya, varietas padi Sidenuk hasil riset radiasi nuklir Mugiono yang sudah dilepas Kementan pada Mei 2011, sudah mulai banyak diminati petani karena rasanya yang sangat enak seperti varietas Diah Suci, namun memiliki kelebihan karena lebih tahan rebah, produktivitas tinggi, dan tahan hama wereng.

Mugiono mengakui, Diah Suci memang kurang tahan rebah karena tanamannya tinggi. "Perlu ada kontrol pemupukan agar tidak mudah rebah, yakni pupuk sesuai anjuran Kemtan dengan komposisi Urea 250 gram KC1 100 dan P 100, jadi jangan terlalu banyak pupuk," ujarnya.

Inpari Sidenuk, urainya, merupakan perbaikan dari Diah Suci yang diradiasi untuk meningkatkan keragaman genetiknya di mana sifat-sifat unggul yang dulunya ada namun tertutup oleh gen dominan, muncul kembali. Hasil radiasi ini kemudian ditanam dan diseleksi, sehingga ditemukan variasi unggul.

Sementara itu, Wakil Bupati Blitar Riyanto mengatakan, varietas Bestari yang juga merupakan hasil riset Mugiono dan telah dilepas Mentan pada 2008, sangat cocok ditanam di Blitar karena produktivitas tinggi, umur panen pendek 115 hari, tahan wereng dan tidak mudah rebah.

"Kami ingin bekerja sama dengan Batan dalam penemuan benih-benih padi unggul, karena hasil riset padi unggul terus berkembang," ucapnya.

Sumber : diperta.jabarprov.go.id

Sertifikat Benih

SERTIFIKASI BENIH

    A. Pengertian Sertifikasi Benih

Sertifikasi Benih adalah suatu proses pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan, produksi dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian untuk dapat diedarkan.

    B. Maksud Sertifikasi Benih

Sertifikasi Benih dimaksudkan sebagai pelayanan terhadap produsen/penangkar serta pedagang benih

    C. Tujuan Sertifikasi Benih

Tujuan pada kegiatan sertifikasi ini antara lain adalah : untuk memelihara kemurnian dan mutu dari varietas unggul serta menyediakan secara kontinyu kepada petani.

    D. Sasaran Sertifikasi Benih
1)   Mempertahankan kemurnian keturunan yang dimiliki oleh suatu varietas,
2)   Membantu para produsen benih dalam memproduksi benih dengan mutu yang baik;
3)   Membantu para petani dalam mendapatkan benih serta penyediaannya di pasaran.

    E. Tugas dan Fungsi sertifikasi Benih
1)       Mengadakan pemeriksaan lapang;
2)       Mengadakan pengawasan panen dan pengolahan benih;
3)       Mengadakan pemeriksaan alat panen dan alat pengolahan benih;
4)       Mengadakan Pengambilan contoh benih untuk diuji di laboratorium;
5)       Menetapkan lulus atau tidak lulus suatu benih dalam rangka sertifikasi;
6)       Mengadakan pengawasan pemasangan label dan segel sertifikasi;
7)       Mengadakan pengumpulan dan penilaian data pelaksanaan sertifikasi untuk penyempurnaan penerapan system sertifikasi benih;
8)       Melaksanakan pencatatan dan penyimpanan data yang berhubungan dengan kegiatan sertifikasi.

    F. Landasan Hukum dan Pedoman dalam Sertifikasi Benih

    Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman;
    Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1971 tentang Pembinaan, Pengawasan Pemasaran dan Sertifikasi Benih;
    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 460/Kpts/Org/XI/1971, jo Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1971;
    Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pertanian dan Tanaman Pangan Nomor SK.I.HK.050.84.68, tentang Prosedur Sertifkasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan SK No. I.HK.50.84.70, tentang Pedoman Khusus Sertifikasi Benih;
    Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 803/Kpts/01.210/7/97, tentang Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina;
    Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 1017/Kpts/TP.120/12/98, tentang Izin Produksi Benih Bina, Izin Pemasukan Benih dan Pengeluaran Benih Bina;
    Surat Keputusan Dirjen  Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor : I.HK.050.98-57, tentang Pedoman tata Cara dan Ketentuan Umum Sertifikasi Benih Bina;
    Surat Keputusan Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor : I.HK.050.98-58, tentang Pedoman Khusus Sertifikasi untuk Perbanyakan Benih Tanaman Buah secara Vegetatif;
    Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 39/Permentan/OT.140/8/06, tentang Produksi Benih, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina;
    Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 28/Permentan/SR.120/3/07, tentang Produksi Benih, Kedelai;
    Diskripsi Jenis/Varietas yang diberikan oleh pemulia atau instansinya.
  
G. Syarat – syarat sertifikasi Benih

    1. Permohonan/Pendaftaran Sertifikasi

Permohonan sertifikasi dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum yang bermaksud memproduksi benih bersertifikat, ditujukan kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Permohonan sertifikasi hanya dapat dilakukan oleh penangkar benih yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

    2. Sumber Benih

Benih yang akan ditanam untuk menghasilkan benih bersertifikat harus berasal dari kelas benih yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya untuk menghasilkan benih sebar harus ditanam benih pokok, oleh sebab itu benih yang akan ditanam harus bersertifikat/berlabel.

    3. Varietas

Varietas benih yang dapat disertifikasi, yaitu varietas benih yang telah ditetapkan sebagai varietas unggulan dan telah dilepas oleh Menteri Pertanian serta dapat disertifikasi.

    4. Areal Sertifikasi

Tanah/Lahan yang akan dipergunakan untuk memproduksi benih bersertifikat harus memenuhi persyaratan sesuai dengan komoditi yang akan diproduksi, karena tiap-tiap komoditi memerlukan persyaratan sejarah lapang yang berbeda.

Adapun persyaratan areal tersebut diantaranya :

    Letak dan batas areal jelas
    Satu blok untuk satu varietas dan satu kelas benih
    Sejarah lapangan : Bera, Bekas tanaman lain, Bekas varietas yang sama dengan kelas benih yang lebih tinggi, atau bekas varietas lain tetapi mudah dibedakan.
    Luas areal diarahkan minimal 5 Ha (BR) mengelompok.
    Syarat areal bekas tanaman padi yang dapat dijadikan areal sertifikasi (dalam Tabel)

5.    Isolasi

Isolasi dalam sertifikasi terbagi dalam 2 bagian yaitu :

1. Isolasi Jarak

Isolasi jarak antara areal penangkaran dengan areal bukan penangkaran minimal 3 meter, ini bertujuan untuk menjaga agar varietas dalam areal penangkaran tidak tercampur oleh varietas lain dari areal sekitarnya.

2. Isolasi Waktu

Isolasi waktu kurang lebih 30 hari (selisih berbunga) , ini bertujuan agar tidak terjadi penyerbukan silang pada saat berbunga antara varietas pengakaran dengan varietas disekitarnya.

    6. Pemeriksaan Lapangan

Guna menilai apakah hasil benih dari pertanaman tersebut memenuhi standar benih bersertifikat, maka diadakan pemeriksan lapangan oleh pengawas benih.

Pemeriksaan lapangan dilakukan secara bertahap yang meliputi Pemeriksaan Lapangan Pendahuluan (paling lambat saat tanam), Pemeriksaan Lapangan Ke I (fase Vegetatif), ke II (fase generatif), dan Pemeriksaan Lpang Ke III (menjelang panen).

    7. Peralatan Panen dan Perosesing Benih

Peralatan/perlengakapan yang digunakan untuk panen dan prosesing harus bersih terutama dari jenis atau varietas yang tidak sama dengan yang akan diproses/dipanen. UJ\ntuk menjamin kebersihan ini harus diadakan pemeriksaan sebelum penggunaannya, misalnya ; Combine, Prosessing Plant, ataupun wadah benih lainnya.

    8. Uji Laboratorium

Untuk mengetahui mutu benih yang dihasilkan setelah dinyatakan lulus lapangan maka perlu diuji mutunya di laboratorium oleh analis benih, yang meliputi uji kadar air, kemurnian, kotoran benih, campuran varietas lain, benih tanaman lain, dan daya tumbuh.

9.      Label dan Segel

Dalam ketentuan yang sudah ditetapkan juga tercantum bahwa proses sertifikasi dinyatakan selesai apabila benih telah dipasang label dan disegel. Label yang digunakan pemasangannya diawasi oleh petugas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih seta warna label disesuaikan  dengan kelas benih yang dihasilkan.

IPB Resmi Meluncurkan Varietas Padi Unggul

Upaya Institut Pertanian Bogor (IPB) membantu pemerintah mencegah krisis pangan secara resmi dimulai. Tepatnya setelah mereka meluncurkan lima varietas padi unggul kemarin (5/9). Padi varietas unggul ini cocok untuk ditanam di lahan rawa dan persawahan biasa.

Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB Prof Dr Iskandar Z. Siregar menuturkan, varietas padi untuk lahan rawa adalah, IPB Batola 5R, IPB Batola 6R, dan IPB Kapuas 7R. Selanjutnya varietas padi untuk lahan sawah adalah IPB 3S dan IPB 4S. "Varietas yang diluncurkan ini dikembangkan oleh Dr Hajrial Aswidinnor dan kawan-kawan," katanya saat dihubungi dari Jakarta. Peluncuran ini sendiri digelar di kampus IPB Baranangsiang, Bogor.

Iskandar menuturkan, setiap varietas padi unggul itu memiliki ciri khas serta keunggulan masing-masing. Dia mencontohkan untuk padi varietas IPB 3S, memiliki umur tanaman sekitar 112 hari. Rata-rata hasil panen padi varietas ini bisa mencapai 7 ton/hektar (Ha), serta potensi panen mencapai 11,2 ton/Ha.

Padi varietas IPB 3S ini juga memiliki keunggulan lain yaitu tahan terhadap hama penyakit Tungro. Padi ini juga agak tahan terhadap serangan hawar daun bakteri patotipe III. "Padi ini cocok ditanam di lahan irigasi dan tadah hujan," katanya.

Selanjutnya, untuk varietas padi lahan rawa yang paling menyedot perhatian adalah IPB Kapuas 7R. Padi varietas ini memiliki umur tanaman sekitar 112 hari. Dengan bentuk gabah ramping, padi ini memiliki potensi panen sebesar 5,1 ton/Ha. Padi ini juga tahan terhadap penyakit blas (bercak) ras 073 dan hawar daun bakteri patotipe III.

Menurut Iskandar, padi di lahan rawa maupun sawah memiliki peminat sendiri-sendiri. Dia menuturkan, secara umum padi rawa memiliki keunggulan gabah yang ramping dan panjang. "Gabah dengan bentuk ini disukai masyarakat Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah," ucap dia.

Sementara untuk padi lahan sawah, merupakan padi dengan tipe baru dan memiliki malai yang lebat. Selain itu, pada sawah karya IPB ini juga tahan terhadap penyakit Tungro.

Iskandar menjelaskan, waktu yang dibutuhkan tim IPB untuk riset varietas unggul ini mencapai delapan tahun. Dia mengatakan riset untuk varietas padi ini dimulai sejak 2001 lalu. Selama kurun waktu itu, tim melakukan tahapan penyilangan tetua hingga pelepasan varietas. "Sedangkan untuk biaya yang dihabiskan rata-rata Rp 1 miliar per varietas," kata dia.

Iskandar menegaskan jika IPB pada prinsipnya ingin turut menyumbang dan mendukung program ketahanan pangan nasional. Program penciptaan padi varietas unggul berikutnya adalah menciptakan padi yang memiliki anakan sedikit, tetapi dengan jumlah malai yang lebat yaitu di atas 200 butir per malai.

Untuk produksi massal, Iskandar mengatakan sudah menjadi program IPB. Tetapi untuk saat ini, padi varietas unggul itu masih diproduksi terbatas melalui unit usaha Darmaga Seed di Departemen Agronomi dan Holtikultura (AGH) Fakultas Pertanian IPB.

Iskandar mengatakan, strategi pemasaran yang masih terbatas ini dilakukan melalui kerjasama dengan jaringan kelompok tani. "IPB sifatnya hanya sebagai penyedia keahlian (expertise) melalui pemulia dan penyedia indukan," tuturnya.

Untuk urusan komersialisasi, Iskandar mengatakan IPB idealnya hanya bergerak pada urusan penyedia breeder seed (benih penjenis) dan foundation seed (benih dasar) saja. Sedangkan untuk tahap perbanyakan, dilakukan oleh pihak ketiga. Misalnya kelompok tani atau perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN. Saat ini, tutur Iskandar, sudah ada perusahaan India yang bekerjasama memperbanyak benih padi varietas unggul.

Selain mengembangkan padi vareitas unggul, saat ini IPB juga sedang mengembangkan cabai, kedelai hitam, kedelai tahan asam, padi gogo, dan padi tahan asam. Sementara sejak 2010 hingga 2012, IPB sudah meluncurkan 24 varietas tanaman unggulan. Yaitu padi tujuh varietas, papaya (5), melon (5), cabai (3), dan kentang, alpukat, nanas serta pisang masing-masing satu vareitas.



Lima Varietas Padi Unggul Baru :

1. IPB Batola 5R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 116 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 183 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,3 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 5,3 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 23,9 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: agak tahan terhadap wereng batang coklat, tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe VIII, baik ditanam di lahan rawa

2. IPB Batola 6R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 117 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 186 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,2 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 4,9 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 25,1 gram
- Tekstur nasi: Pulen
- Keunggulan: agak tahan terhadap penyakit blas (ras 033 dan ras 133), tahan terhadap hawar daun bakteri III, baik ditanam di lahan rawa

3. IPB Kapuas 7R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 211 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,5 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 5,1 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 24 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: agak peka terhadap wereng batang coklat biotipe 1, peka terhadap wereng batang coklat biotipe 2 dan biotipe 3, tahan terhadap penyakit blas (ras 033), Agak tahan terhadap penyakit blas (ras 073) dan hawar daun bakteri patotipe III, baik ditanam di lahan rawa

4. IPB 3S (Jenis Padi Sawah)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: medium (agak gendut)
- Jumlah gabah per malai: 223 butir
- Rata-rata hasil panen: 7 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 11,2 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 28,2 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan:  tahan terhadap Tungro, baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl)

5. IPB 4S (Jenis Padi Sawah)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: medium (agak gemuk)
- Jumlah gabah per malai: 218 butir
- Rata-rata hasil panen: 7 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 10,5 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 27,6 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: tahan terhadap Tungro, agak tahan terhadap hawar daun (bakteri patotipe III), dan baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl).

Sumber: http://fateta.ipb.ac.id

Tentang PT. Sang Hyang Seri (Persero)

PT Sang Hyang Seri (Persero) (SHS) adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pertanian, khususnya dalam penyediaan benih. Selain perbenihan, PT Sang Hyang Seri juga bergerak dalam penyediaan sarana produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian, serta penelitian dan pengembangan. Kepemilikan saham Sang Hyang Seri sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia.

SHS berawal dari sebuah perusahaan perkebunan swasta asing Inggris, “Pamanukan & Tjiasem Lands”, yang berdiri tahun 1940. Kemudian dinasionalisasi pada tahun 1957 dan dikelola oleh Yayasan Pembangunan Daerah Jawa Barat (YPDB). Sang Hyang Seri dibentuk berdasarkan PP No. 22 Tahun 1971, yang disempurnakan dengan PP No. 44 Tahun 1985. Kemudian berdasarkan PP No. 18 Tahun 1995, didirikan PT. Sang Hyang Seri (Persero).

Wisma Benih, Jalan Dr. Saharjo No.313 - Jakarta, Tel: (021) 829-5956, 829-1530 - Fax: (021) 829-8614 Email: info@sanghyangseri.co.id

Tentang PT. BISI International Tbk

PT BISI International Tbk (IDX: BISI) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi pertanian yang bermarkas di Surabaya, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan bibit pertanian.

PT BISI International Tbk
HEAD OFFICE
Jl. Raya Surabaya Mojokerto Km 19
Desa Bringinbendo, Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Indonesia
T. 62 31 788 2528
F. 62 31 788 2856
Email Investor Relations: investor.relations@bisi.co.id

Tentang PT. Dupont Indonesia

DuPont di Indonesia atau PT. Dupont Indonesia merupakan anak perusahaan E.I. du Pont de Nemours and Company (“DuPont) yang memulai bisnisnya di Indonesia.

DuPont - E. I. du Pont de Nemours and Company NYSE: DD merupakan perusahaan internasional dalam bidang kimia, plastik, Pengadaan benih (Pioneer), produk pertanian dan karet yang bermarkas di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, dan Jenewa, Swiss. Perusahaan ini mempekerjakan 60.000 pekerja pada 2005. Perusahaan ini didirikan tahun 1802.

Pioneer Hi-Bred adalah perusahaan benih multinasional yang berbasis di Des Moines, Iowa, Amerika Serikat (AS) dan dikenal sebagai produsen utama benih hibrida jagung. Sejak 2006, Pioneer menjadi subsider (anak perusahaan) DuPont untuk bidang perbenihan.
Pioneer berdiri pada tahun 1926 sebagai "Hi-Bred Corn Company" oleh Henry A. Wallace — kelak menjadi wakil presiden AS — dan dibantu oleh beberapa pebisnis Iowa.
Di Indonesia, Pioneer telah beroperasi sejak 1986 dan merupakan pemain utama bisnis benih jagung hibrida. Selain jagung, Pioneer juga bermain di bidang benih padi hibrida.

Lokasi perusahaan di Indonesia :
- Jakarta     Beltway Office Park Building A, 5th floor
Jl. Ampera Raya No. 9-10
Jakarta, 12550     Tel: +62-21-7822555
Fax: +62-21-7822565
- Malang     Malang Operations
Jl. Raya Krebet, Desa Krebet
Bululawang
Malang 65171 East Java     Tel: +62-341-879470
Fax: +62-341-879237
- Pasuruan     Pasuruan Operation
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri I/48 A-B
Pasuruan 67153     Tel: +62-343-740209
Fax: +62-343-740210
- Sidoarjo     Sidoarjo Operation
Maspion Unit II
Desa Banjar, Kemantren, Burudan,
Sidoarjo, 61252     Tel: +62-21-7822555
Fax

Petani Didorong Tinggalkan Varietas Padi Ciherang

Written By Unknown on Selasa, 18 Agustus 2015 | 15.41

 Kepala balai besar penelitian tanaman padi, Balitbang RI, Ali Jamil mengharapkan agar para petani sedapat mungkin segera meninggalkan penggunaan varietas padi ciherang untuk sawahnya, dengan menggantinya pada penggunaan varietas padi inpari (inbrid padi irigasi). Pasalnya, padi varietas inpari itu diyakini jauh lebih unggul ketimbang mutu yang dimiliki oleh padi varietas ciherang tersebut.
"Tentu harapan kita, petani jangan lagi menggunakan varietas ciherang itu, karena kita memang tidak ingin lagi petani kita dalam bertanam menggunakannya," ungkapnya kepada MedanBisnis, Kamis (13/11) di Medan.

Ali menjelaskan, kelebihan pada varietas padi inpari itu ialah karena telah memiliki sifat yang unggul. Sebab dalam penciptaannya, varietas inpari tersebut berasal dari indukan ciherang, tetapi sudah dimasukkan sifat-sifat unggul varietas padi lainnya sehingga kekuatannya akan lebih bagus.

"Padi inpari ini maksudnya padi irigasi, jadi bukan padi hibrida. Ia sebenarnya turunan ciherang yang kita perbaiki sifatnya. Misalnya inpari 30 yang kita sebut sebagai ciherang sub one, artinya sub ini adalah sub urgen atau tergenang yang berarti relatif lebih toleran terhadap rendemen (genangan)," jelasnya.

Sejauh ini, sejak dirilis pada tahun 2013 yang lalu lanjut Ali, varietas padi inpari sudah memiliki banyak jenis yang berbeda-beda fungsi penggunaannya. Dengan yang terbaru adalah Inpari 30, 31 dan 33, yang penggunaan fungsinya dapat disesuaikan sesuai dengan kode nomor, sehingga petani tinggal memilihnya saja sesuai dengan kebutuhan.

"Misalnya untuk dataran tinggi diatas 901 mdpl, ada varietas inpari 26, 27, dan 28. Atau untuk beras merah, yaitu inpari 24," sebutnya.

Namun begitu, ujar Ali, hingga kini para petani masih condong untuk menggunakan varietas ciherang ketimbang inpari. Meskipun, sosialisasi untuk penerapannya, seperti halnya display di lapangan, sudah dilakukan supaya nantinya dapat dicontoh oleh petani.

"Jika kita lihat dipetani varietas yang paling banyak digunakan adalah ciherang. Ini kan sosial, tidak mudah memindahkan sesuatu apabila masyarakat sudah terbiasa dan merasakan enaknya. Jadi kita harap semua pihak, mulai dari media, pemerintah, hingga swasta dapat mensosialisasikan informasi ini kepada petani," pintanya.

Mengenai jumlah padi yang dapat dihasilkan, tambah Ali, meskipun relatif rata-rata jumlahnya masih sama dengan ciherang, tetapi dalam hal produktivitas, varietas inpari dinilai dapat lebih tinggi.

"Ia bisa diatas 7 ton per hektarenya. Sebab ia memang mirip ciherang. Hanya saja penanamannya sudah lebih unggul, karena inpari ini adalah sifat ciherang yang sudah kita perbaiki," pungkasnya.

Sumber : medanbisnisdaily.com
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Ayo Tani - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger